Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah berubah menjadi momok menakutkan bagi para peternak di Indonesia. Dalam perkembangannya yang mengkhawatirkan, virus mematikan ini kini telah menginfeksi hampir seluruh provinsi di nusantara, mengancam mata pencaharian ribuan peternak rakyat.
Anggota Komisi IV DPR-RI, Herry Dermawan, mengungkap fakta mengejutkan: "Sudah lebih dari 20 provinsi terpapar PMK. Ini bukan sekadar wabah, ini adalah bencana ekonomi!" Dampaknya paling terasa pada peternak kecil yang hanya memiliki 2-5 ekor sapi, yang kini terancam kehilangan mata pencaharian.
Pemerintah berencana mendatangkan 200.000 ekor sapi pada 2025 untuk mendukung program swasembada pangan. Namun, rencana ini kini bergantung pada kemampuan mengendalikan PMK. Herry memperingatkan, para pengusaha bisa membatalkan rencana tersebut jika penyebaran virus tidak segera dihentikan.
"PMK adalah virus tanpa obat," tegas Herry. Solusinya hanya ada dua: pencegahan dan vaksinasi. Namun, ironisnya, saat ini peternak harus melakukan vaksinasi mandiri karena pemerintah belum menyediakan vaksin.
Indonesia pernah mendeklarasikan bebas PMK pada 1986. Kini, sejarah itu terancam. Herry menekankan perlunya vaksinasi rutin selama 3-4 tahun untuk memutus mata rantai penyebaran.
Komisi IV DPR-RI saat ini masih dalam masa reses, namun Herry berjanji segera mengagendakan pembahasan serius terkait wabah PMK ini. "PMK tidak boleh dipandang sebelah mata," tegasnya.