Ikatan Alumni Pondok Pesantren Assalafie Desak Komisi Penyiaran Indonesia Bertindak Tegas Pada Trans7

15.10.2025 00:34
1-2 menit
Ikatan Alumni Pondok Pesantren Assalafie Desak Komisi Penyiaran Indonesia Bertindak Tegas Pada Trans7
Ust. Nurhasan, Alumni Pondok Pesantren Assalafie, Babakan Ciwaringin, Cirebon Istimewa

intronesia.id, Jakarta - Ikatan Alumni Pondok Pesantren Assalafie (IKHLAS ) menyampaikan keprihatinan mendalam atas tayangan di salah satu program Trans7 yang dinilai memojokkan budaya santri dan kehidupan pesantren.

Tayangan tersebut tidak hanya mencederai marwah lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga menimbulkan kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat santri. Selaku Salah Satu Alumni Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon Ust. Nurhasan (Gus Acil) menilai bahwa, media seharusnya menjadi sarana edukatif dan perekat sosial antar anak bangsa.

“Media sejatinya menjadi ruang pendidikan bukan justru menyebarkan stigma negatif terhadap kalangan santri yang selama ini menjadi benteng moral bangsa. Pesantren telah terbukti sebagai lembaga yang mencetak generasi berilmu, berakhlak, dan cinta tanah air,”. Tegas Nurhasan (Gus Acil) salah satu alumni Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin, Cirebon asal Jakarta.

Atas dasar itu, Ikatan Alumni Pondok Pesantren Assalafie (IKHLAS) mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera melakukan evaluasi dan memberikan sanksi tegas terhadap Trans7, agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Evaluasi ini penting untuk menjaga marwah lembaga penyiaran agar tetap berpihak pada nilai-nilai kebenaran, kebangsaan, dan penghormatan terhadap keberagaman budaya Tradisional Pesantren.”

Pun, Gus Acil menambahkan bahwa dirinya pernah mengenyam pendidikan di pesantren menyampaikan kekecewaan yang mendalam terhadap tayangan trans7 yang dinilai melanggar kode etik jurnalistik.

“Kami ini santri, bukan bahan lelucon. Jika Trans7 ingin hiburan, datanglah ke pesantren—kami punya banyak kisah inspiratif, bukan fitnah yang lucunya pahit. Media besar seharusnya punya hati besar untuk menghargai perjuangan.” Tambahnya.

Ust. Nurhasan juga mengatakan Pondok Pesantren tidak menolak kritik, jika kritik itu bertujuan untuk membangun ke arah yg lebih baik tetapi dirinya menolak penghinaan terhadap simbol dan nilai  tradisi budaya Pesantren yang memang melekat.

Menurutnya media memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga harmoni, bukan menodainya. Untuk itu meminta KPI bertindak cepat untuk segera mengevaluasi dan menonaktifkan Trans7 dalam penyiaran di Indonesia. Baginya hal demikian ini sudah menimbulkan kegaduhan yang luar biasa terutama di kalangan santri dan alumni Pondok Pesantren dimanapun. Lanjutnya dikatakan Ikatan Alumni Pondok pesantren Assalafie (IKHLAS) yang berada di Jakarta akan terus mengawal kasus ini dan siap berkoordinasi dengan berbagai pihak agar dunia penyiaran Indonesia semakin bermartabat, beretika, dan berkeadilan.

intronesia logo

intronesia.id adalah patform media digital sebagai opsi ruang informasi yang menyajikan berita dan informasi secara proporsional dan objektif.  "cintai indonesia dengan caramu"

©2024. PT Intro Media Indonesia

0
Shares